Minggu, 31 Mei 2020 | 06:29 Wita

Qur’anic Immunity, Solusi Spiritual Covid 19

Editor: Firman
Share

Oleh: Aslam Katutu, Penulis Buku “Membangun Jalan Tol ke Surga”

HidayatullahMakassar.id — Kampanye “stay at home’, PSBB atau Lockdown tidaklah cukup jika tidak dibarengi langkah-langkah ril mendekati Tuhan. Langkah-langkah nyata yang sejatinya mencari Tuhan di tengah ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi serangan Pandemi Covid 19, harus dengan sungguh-sungguh dilakukan oleh setiap orang, agar jangan sampai dengan ujian Allah ini, justru manusia tidak berhasil menemukan Tuhannya.

Sebagai Muslim, Allah telah membekali Alquran sebagai solusi untuk setiap permasalahan hidupnya. Termasuk dalam menghadapi serangan penyakit apapun. Kenapa tidak, dalam mencari Tuhan, kembali kepada Alquran adalah satu cara yang penuh totalitas bergantung kepada Allah Subhanahu wa ta’ala melalui kitab suci Alquran. bahwasanya Alquran adalah obat segala penyakit yang menimpa umat manusia.

Sebagaimana sebutan lain dari Alquran adalah Assyifa, dalam bahasa Arab (شِفَاء) artinya obat. Dapat juga memiliki makna sebagai penawar atau penyembuh. Ini merupakan penegasan bahwa Alquran dapat memberikan manfaat bagi kesehatan jiwa dan raga bagi manusia.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al Israa ayat 82 yang artinya, “Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”

Jadi kembali kepada Alquran sebagai obat merupakan solusi nyata dalam menghadapi serangan Covid 19 baik sebagai penangkal maupun sebagai obat. Pengobatan yang sesungguhnya adalah pengobatan yang diridai Allah Subhanahu wa ta’ala, dalam mendapatkan syifa atau obat, dan rahmat-Nya harus disertai iman, dengan kata lain tanpa iman maka Alquran tidaklah menjadi obat (penawar).

Herd Immunity atau kekebalan kelompok yang diharapkan terjadi untuk mengatasi penyebaran wabah ini ini lebih diharapkan bisa diperoleh dengan kekebalan tubuh dengan vaksinasi ataupun dengan meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh manusia dengan berbagai obat sampai saat ini belum ditemukan yang paling efektif. Maka dengan solusi Qur’anic Immunity bisa menjadi solusi untuk pertahanan diri, perisai atau kekebalan jasmani dan rohani terhadap covid-19.

Qur’anic Immnunity lebih kepada upaya menghadirkan Alquran di dalam tubuh dan jiwa kita sebagai pertahanan inti, dengan berdoa, berzikir yang didasari ayat-ayat perlindungan yang bersumber dari Alquran.

Istilah ini pertama kali saya mendengar dari sahabat saya, Ustad Nasrullah, seorang motivator dan penulis buku Magnet Rezeki. Latar belakang beliau adalah peneliti kimia. Lulusan Universitas Indonesia. Jurnal ilmiah yang dipublikasi di Malaysia, dengan judul “Optimization of CE Separation of Roxarsone and several Arsenic Compounds” .

Beliau telah mempraktekkan kepada banyak pasien dan Alhamdulillah telah memberi buktinya nyata bahwa metode Qur’anic Immunity ini telah menyembuhkan pasien-pasien Covid 19. Seorang mu’min pasti tahu, bahwa Al-Qur’an sudah menjawab semua persoalan di muka bumi.

Tidak ada yang tersembunyi, tidak juga membingungkan seperti Covid 19 yang telah menimbulkan krisis ini. Al-Qur’an disebut oleh Allah sebagai “Tibyaanan likulli syai’in” artinya menjelaskan segala sesuatu. Bisa dibilang, Al-Qur’an adalah “Google” dari Allah. Google ciptaan manusia saja kita percaya, lalu bagaimana jika dari Allah?

Prinsip Qur’anic Immunity yang saya pahami adalah menggunakan getaran atau virasi yang tinggi dari Alquran agar bisa melawan Virus Covid 19. Di sini saya coba mencopipaste sebagian tulisan beliau.

Pada wawancara ustad Nasrullah dengan Prof DR Dr Muhayya mengatakan “Saya pribadi sebagai dokter perubatan memerlukan banyak perlindungan, dan tidak ada yang lebih baik daripada Al-Qur’an. Dengan getaran Al-Qur’an yang sampai ke sel, maka sel itu akan melawan virus dengan sangat kuat”

Itulah yang beliau praktekkan pada puluhan PDP, dengan positif thinking ditambah dosis Al-Qur’an, makin kuat beliefnya, terbentuklah imunitas di level sel. Qur’anic Immunity terjadi. Sebutlah bu Dian yang kisahnya sangat mengharukan. Berawal dari kontak dengan mitra kerja dari luar negeri, berdua suami istri akhirnya harus mengalami positif covid19.
Saat diperiksa dan dinyatakan positif, keduanya harus mengalami perawatan di tenda darurat tentara di sebuah RS di Tangerang.

Tapi karena tenda yg dipasang di parkiran itu tidak memiliki jendela, bu Dian malah kambuh asmanya setelah 2 hari dirawat intensif. Saat mengadu pada petugas yang menjaganya, malah disuruh pulang.
Menyandang status PDP, bu Dian dan suaminya kebingungan. Dari jam 11 malam sampai 4 pagi hanya berada di mobil, tidak berani bertemu siapapun, takut malah menularkan penyakit ini.

Sampai akhirnya berbekal info dari temannya, kedua pasutri ini menyetir dalam keadaan lemas ke RS Sulianti Saroso. Singkat cerita, dia menghubungi Ustad Nasrullah dan dibimbing melakukan Qur’anic Immunity.

Setelah 14 hari dirawat, beliau selamat dan menceritakan kisah ajaibnya di Facebooknya, Dian Eva Agustina. Bersyukur Al-Qur’an meningkatkan imunitasnya dan sembuh atas izin-Nya.

Begitu juga dengan Prof DR Dr Idrus, istrinya intensif komunikasi dengan Ustad Nasrullah . Pak Andi Darussalam pun begitu. Dan puluhan PDP yang berhasil selamat, alhamdulillah. Semua menggunakan metode yang sama.

Bahkan ada seorang WNI yang terjebak di New York, episentrum Covid19 yang sudah mencapai 4.000 orang tewas per hari. Bu Mahdalia Eva namanya, setelah 11 hari konsultasi, merasa bahagia dan menyatakan dirinya sudah jauh lebih baik. Beliau tidak bisa menyatakan sembuh, karena tidak bisa mengakses RS yang sudah penuh sesak dengan pasien. Beliau hanya bisa perawatan di rumah dengan Qur’anic Immunity ini. Ada satu WNI kawannnya yang sudah meninggal. Atas izin Allah, beliau selamat.

Dengan adanya testimoni ini, kenapa tidak kita beramai-ramai mendakwakan solusi dan gelorakan Gema Qur’anic Immunity sebagai jalan kemenangan di era Pandemi khususnya kepada semua Muslim sebagai komunitas terbesar di negeri ini untuk berbondong-bondong menerapkan metode ini.

Metode Qur’anic Immunity sebagai solusi spiritual dan ikhtiar langit di samping menunggu solusi logis atau ikhtiar bumi dengan obat dan vaksin yang membutuhkan waktu yang cukup panjang. Setidaknya saya kembali menghubungi Ustad Nasrullah menyatakan bersedia untuk menggemakan metode ini.

Di sisi lain Alquran akan makin membumi di negeri ini dengan makin banyaknya Muslim yang kembali membasahi tenggorokannya, menghiasi hatinya dan pikirannya serta jiwanya sehingga setiap langkah kehidupannya selaras dengan vibrasi Alquran.

Mungkin inilah yang Allah kehendaki di balik hikmah dengan menurunkan wabah ini, dengan begitu kita kembali telah menemukan Tuhan kita, Allah wa Jalla.

Wallahu a’lam bish-shawab.■



BACA JUGA