Sabtu, 18 Januari 2020 | 08:13 Wita

Ini Pesan Ketua Umum Hidayatullah Saat Buka Munas Syabab Hidayatullah. Ajak Songsong Indonesia Emas 2045

Editor: Firman
Share

Laporan : Arvah Bandule, Pengurus Syabab Hidayatullah Sulsel

HidayatullahMakassar.id — Ketua Umum DPP Hidayatullah KH Dr Nashirul Haq, Lc, MA membuka Musyawarah Nasional (Munas) Syabab Hidayatullah. Berikut pesan yang disampaikannya dalam pidato pembukaan tersebut:

Luar biasa al qur’an mengabadikan soal pemuda. Pemuda identik dengan idealisme, identik dengan heroisme tidak ada kata mundur, penuh keberanian, sebagaimana keberanian Nabi Ibrahim menghancurkan sesembahan Namrud.

Zaman Nabi Muhammad, ada Ali bin Abu Thalib usia muda masuk Islam, cerdas, berani dan ikut perang. Ada Usamah bin Zaid jadi panglima perang di usia 18, Umar bin Abdul Aziz jadi gubernur usia 20 tahun, Muhammad Alfatih jadi sultan usia 18 dan menaklukkan konstnatinopel usia 23, Imam Syafi’i usia remaja sudah jadi mufti, Ibnu Sina jadi dokter juga di usia remaja.

Di Indonesia peran pemuda juga sangat kuat, jika bukan karena pemuda mungkin Indonesia belum merdeka 1945, waktu itu, mereka culik Soekarno kemudian memaksa untuk segera memproklamirkan kemerdekaan.

Ciri pemuda itu maunya cepat-cepat, kalau ada pemuda yang lambat-lambat mau di sunat ulang itu, kalau orang tua lambat-lambat itu wajar, naik mobil saja sudah capek.

Tahun 1966 yang menumbangkan orde Tahun 1978 Peristiwa Malari, pelakunya pemuda, reformasi 1998 itu juga kerjanya anak muda, anak muda itu idealis, idealis itu tidak pragmatis, jika ada pemuda pragmatis berarti menyalahi kodratnya sebagai pemuda.

Untuk itu kita harus lahirkan generasi rabbani, rabbani itu apa?

Imam syafi’i mengatakan, siapa saja yang bisa memadukan antara iman, ilmu dan amal, maka itulah generasi rabbani.

Karena visi kita adalah membangun peradaban Islam, maka ke depan kita harus ada di semua segmen kehidupan, harus ada yang masuk di pemerintahan, harus ada yang jadi dokter, harus ada yang menguasai ilmu-ilmu tertentu.

Kata Umar bin Khattab, belajarlah kalian tentang agama sebelum kalian memimpin, karena kalau sudah jadi pemimpin, waktunya belajarnya terbatas.

Alhamdulillah kita bersyukur anak-anak kita sudah mulai pintar-pintar, masjid-masjid besar kita sekarang di imami oleh anak-anak kita.

Memang harus seperti itu anak-anak kita harus lebih hebat “laisal fataa manyakulu kana aby, walakinnal fataa manyakulu ha anadza

Kita butuh pemimpin yang memiliki kapabilitas dan kapasitas, karena kepemiminan ini berat, jika tidak memilikinya, ummat ini bisa tergadai.

Kita cari pemimpin yang tidak mudah di kendalikan, yang tidak gampang di entertaint, sekarang begitu, karena sudah capek menderita, dengan mudah di-drive untuk kepentingan yang sangat pragmatis.

Ada empat tingakatan peran pemuda:
1. Sebagai pelanjut, melanjutkan saja apa adanya,

2. Pemuda sebagai generasi pengganti, karena yang tua sudah mati, otomatis harus diganti,

3. Generasi pembaharu, pembaharu mental keummatan,

4. Dan yang keempat, pemuda yang melakukan perubahan dan perbaikan, ini yang hebat.

Anak-anakku sekalian, Anda harus bisa melakukan pembaharuan dan perbaikan, ini bisa jika kita aktif di tarbiyah, soal ini, sudah lengkap konsepnya, jika ini terimplementasi, maka hasilnya akan dahsyat, kita menyongsong Indonesia emas tahun 2045.

Pemuda Hidayatullah harus idealis, progresif, revolusioner, jiwa kepemimpinan, jiwa kepeloporan, dan jiwa penaklukan

Idealis artinya tidak tergoda iming-iming, progresif punya gagasan untuk perubahan, memiliki jiwa penaklukan, maksudnya loyal dalam tugas, tidak menawar jika ditugaskan, tidak menolak jika dimutasi.

Agar organisasi ini bisa terus eksis, maka peran syabab di sini menjaga dan memelihara nilai-nilai prinsip dasar atau jati diri Hidayatullah.

Militansi dan etos kerja, yang dipadukan dengan inovasi dan kreatifitas maka itu akan dahsyat, karena kita hidup di zaman 4.0, untuk itu kita harus inovatif dan kreatif tapi tidak melupakan prinsip dasar Hidayatullah.

Forum musyawarah nasional ini adalah forum tertinggi yang diselenggarakan sekali dalam tiga tahun, kenapa tiga tahun? agar lebih dinamis, agar terjadi percepatan rekrutmen.

Adik-adik sekalian, kehadiran kita disini bukan hanya sekadar membahas anggaran dasar-anggaran rumah tangga, pemilihan ketua, dan seterusnya, tapi kita mau apakan Indonesia ini, menyongsong Indonesia emas tahun 2045.(*/fir)



BACA JUGA